POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalahinidengan judul ‘’Tata Kata Bahasa Indonesia’’.Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa IndonesiadiJurusan Analis Kesehatan, Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.Dalam penulisan dan menyusun makalah, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliahBahasa Indonesia, BapakDr.Nurlaksana Eko,Mpd.yang telah memberikannasihat dan bimbingan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah inidengan baik dan tepat waktu.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Bandar Lampung, 17 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………… 1
DAFTAR ISI ……………… 2
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah……………… 3
B.Rumusan Masalah……………… 3
C.Tujuan Masalah……………… 4
BAB II
PEMBAHASAN
A..Pengertian Kata ……………… 5
B. Macam-Macam Kata Berdasarkan Bentuknya……………… 7
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan……………… 14
B. Saran …………………..
DAFTAR PUSTAKA……………… 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang,dan kata majemuk Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) memiliki “cara tersendiri” dalam mendefisikan “kata”. Pertama, pengertian kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa. Pengertian kata juga sebanding dengan pengertian ujar atau bicara.
Kata adalah sederetan huruf yang diapit dua spasi dan mempunyai arti. Menurut Bloomfield (dalam Chaer, 1994:163), “kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form).” Contoh kata, kumbang, hinggap, dan bunga.Jika ditinjau dari segi bahasa, pengertian kata adalah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Atau dengan definisi lain, sebuah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem tunggal (misalnya gelas, handuk, gembira) atau gabungan morfem (misalnya pendatang, pembuat, mahakuasa)
B.Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud dengan kata?
2.Apa yang dimaksud dengan kata dasar,kata turunan ,kata imbuhan kata pengulangan dan kata pemajemukkan?
3.Sebutkan contoh-contoh kata dasar,kata turunan ,kata imbuhan kata pengulangan dan kata pemajemukkan?
C.Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN KATA
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi : kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk.
B.MACAM-MACAM KATA BERDASARKAN BENTUKNYA
1. KATA DASAR
Kata dasar adalah kata yang menjadi dasar pembentukkanatau dapat diartikan sebagaikata yang belum diberi imbuhan. Dengan kata lain, kata dasar adalah kata yang menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar. Contohnya adalah makan, duduk, pulang, tinggal, datang, minum, langkah, pindah, dan lain – lain.Ia masih utuh, belum mengalami perubahan terutama karena mendapat imbuhan, perulangan, dan persenyawaanartinyaKata dasar menjadi dasar pembentukkan kata berimbuhan atau kata jadian, kata ulang, dan kata majemuk.
·Ciri-ciri kata dasar:
1. Di dalam kata dasar tidak terdapat imbuhan
2. Tidak terdapat kata dasar lain
3. Tidak dapat perulangan kata
4. Tidak dapat persenyawaan kata
·Jenis-jenis kata dasar
1. Kata dasar bersuku satu: teh, wah
2. Kata dasar bersuku dua: mata, tiga
3. Kata dasar bersuku tiga: telinga, kemiri
4. Kata dasar bersuku empat: halilintar
5. Kata dasar bersuku lima: Indonesia
6. Kata dasar serupa bentuk ulang: kura-kura, kupu-kupu
·Urutan-urutan kata dasar
1. Suku kata : mata→ma – ta
sampan→sam – pan
2. Akar kata : suk→ masuk
rak→derak
2. KATA TURUNAN
Kata turunan atau disebut dengan kata berimbuhan adalah kata – kata yang telah beruba bentuk dan makna. Perubahan ini dikarenakan kata – kata tersebut telah diberi imbuhan yang berupa awalan (afiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), dan awalan – akhiran (konfiks). Contohnya adalah menanam, berlari, tertinggal,bermain,berkelahi,bercanda,catatan,gemetar ,dan lain – lain.
Kata turunan dapat berupa kata dasar yang mendapat imbuhan; awalan, sisipan dan akhiran. Imbuhan itu ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
·Macam-Macam Imbuhan
1. Awalan (Prefiks)
Prefiks adalah imbuhan-imbuhan yang diletakan pada awal kata dasar. Imbuhan-imbuhan yang termasuk ke dalam awalan (prefiks) adalah: me-, ber-, ke-, di-, pe-, dan ter-
Contoh: Kata dasar sapu memiliki makna sebagai kata benda, setelah mendapat awalan me -, maka berubah menjadi menyapu yang berarti kegiatan membersihkan. contohkalimat:Ani menyapu pekarangan rumahnya dengan sapu lidi.
2. Sisipan (infiks)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakan di tengah-tengah kata dasar. Bentuk-bentuk sisipan antara lain –el-, -em-, dan –er-.
Contoh: Kata dasar pulang memiliki arti kembali ke asal, setelah mendapat sufiks –I, maka berubah menjadi pulangi yang bermakna menyuruh. contoh kalimat:Pulangi mainan yang kau pinjam kemarin!
3. Akhiran (sufiks)
Akhiran sufiks adalah imbuhan yang diletakan pada akhir kata dasar. Ada beberapa macam bentuk imbuhan sufiks, diantaranya adalah –kan, -I, -an, -kah, -tah, dan –pun. Contoh:Kata dasar hitung bermakna kegiatan menjumlah, setelah mendapat awalan – akhiran (konfiks) menjadi diperhitungkan yang bermakna mempertimbangkan. contohkalimat:Segi kedisiplinan juga diperhitungan dalam penilaian ini.
3.KATA PENGULANGAN
Kata-kata yang mengalami proses pengulangan atau reduplikasi disebut juga dengan kata ulang. Proses pengulangan yang terjadi pun bermacam-macam, misalnya pengulangaan kata secara utuh atau murni, pengulangan bunyi kata, penguangan sebagian kata, pengulangan kata semu dan pengulangan kata berimbuhan.
·Penggolongan Kata Ulang Berdasarkan Bentuknya dibedakan menjadi:
1.Dwipurwa (kata ulang sebagian)
Kata ulang sebagian adalah proses pengulangan yang terjadi pada sebagian kata biasanya terjadi pada bagian awal kata.
Contoh kalimat:
Tetua adat menyuruh semua orang untuk menjaga pepohonan di dalam hutan.
Rerumputan di pegunungan itu mati karena kemarau panjang yang terjadi.
2. Dwilingga (Kata ulang utuh atau penuh)
Reduplikasi pada kata ulang utuh ini terjadi pada semua atau keseluruhan kata.
Contoh:
Anak-anak, Ibu-ibu, bapak-bapak, rumah-rumah, macam-macam, tinggi-tinggi, kata-kata, sama-sama, dan lain-lain.
Contoh kalimat:
Anak-anak bermain dengan riang gembira bersama orang tuanya.
Pepohonan yang ada di hutan itu tinggi-tinggi dan besar-besar semua.
3. Kata ulang berubah bunyi
Reduplikasi bentuk ini terjadi pengulangan bunyi pada unsur pertama maupun unsur kedua dalam kalimat.
Contoh:
Gerak-gerik, sayur-mayur, warna-warni, teka-teki, sayur-mayur, utak-atik, serba-serbi, gotong-royong, lauk-pauk, dan lain-lain.
Contoh kalimat:
Gerak-gerik pria misterius itu harus diwaspadai.
Makanlah makanan sehat seperti sayur-mayur dan lauk-pauk.
4. Kata ulang berimbuhan
Pengulangan kata ulang berimbuhan terjadi dengan menambahkan imbuhan pada unsur kata pertama atau unsur kata kedua.
Contoh:
Tarik-menarik, bermain-main, bersenang-senang, melihat-lihat, berandai-andai, bersiap-siap, rumah-rumahan, batu-batuan, bermaaf-maafan, tukar-menukar, sapa-menyapa, pukul-memukul, dan lain-lain.
Contoh kalimat:
Setelah terjadi tarik-menarik kedua kelompok remaja itu bermaaf-maafan.
Budi melihat-lihat rumah-rumahan yang terbuat dari lilin. 5. Kata ulang semu
Reduplikasi pada kata ulang semu terjadi pada kata dasar yang sebenarnya bukan hasil reduplikasi itu sendiri. Perbedaan dengan kata ulang utuh adalah kata yang direduplikasi tidak akan memiliki makna jika dipisah.
Contoh:
Contohkalimat:
Budi sangat takut akan laba-laba, dan kura-kura.
Kupu-kupu terbang dengan sangat cantik.
4.KATA MAJEMUK
Pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan dua buah kata yang menimbulkan suatu kata baru. sedangkan,pengertian proses pemajemukan kata menurut Tata Baku Bahasa Indonesia (1988) yang menyatakan bahwa pemajemukan adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan morfem dengan kata, atau kata dengan kata yangmenimbulkan pengertian baru yang khusus.
Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemajemukan kata adalah proses penggabungan kata dengan kata, kata dengan pokok kata, atau pokok kata dengan pokok kata yang menghasilkan makna baru secara khusus. Penggabungan kata dengan kata misalnya pada kata rumah sakit. Kata dengan pokok kata misalnya pada kata pasukan tempur. Dan penggabungan pokok kata dengan pokok kata misalnya pada kata jual beli. Pokok kata adalah satuan yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas. Contoh pokok kata misalnya juang, temu, alir, sandar, baca, ambil, jabat, main, rangkak dan masih banyak lagi (Ramlan 2009;31). Hasil dari proses pemajemukan kata disebut kata majemuk atau kompositum.
Kata majemuk adalah gabungan dua buah morfem dasar atau lebih yang mengandung satu pengertian baru. Kata majemuk tidak menonjolkan arti tiap kata. tetapi gabungan kata itu secara bersama-sama membentuk suatu makna atau arti baru.
1. Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Cara Penulisannya
a. Kata Majemuk senyawa
Kata majemuk senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisannya dirangkaikan. seolah-olah telah melebur menjadi satu kata baru
Misalnya: matahari. hulubalang. bumiputra
b.Kata majemuk tak-senyawa
Kata majemuk tak-senyawa adalah kata majemuk yang cara penulisan morfem -morfem dasarnya tetap terpisah. Misalnya: sapu tangan. kumis kucing. cerdik pandai
2. Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Kelas Kala Pembentuknya
Berdasarkan kelas kata pembentuknya. kata majemuk dapat dibedakan atas:
a. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata benda
Misalnya: kapal udara. anak emas, sapu tangan
b. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata kerja
Misalnya: kapal terbang. anak pungut. meja makan
c. Kata majemuk yang terdiri atas kata benda + kata sifat
Misalnya: orang tua. rumah sakit. pejabat tinggi
d. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata benda
Misalnya: panjang tangan. tinggi hati. keras kepala
e. Kata majemuk yang terdiri atas kata bilangan + kata benda
Misalnya: pancaindera. dwiwarna. sapta marga
f. Kata majemuk yang terdiri atas kata kerja + kata kerja
Misalnya: naik turun. keluar masuk. pulang pergi
g. Kata majemuk yang terdiri atas kata sifat + kata sifat
Misalnya: tua muda. cerdik pandai. besar kecil.
3. Pembedaan Kata Majemuk Berdasarkan Hubungan Kata Pembentuknya Ditinjau dari segi hubungannya.
Kata majemuk dapat dibedakan atas:
Kata majemuk yang morfem pertama nya merupakan awalan (prefiks). seperti: pra-sarana. prasejarah. tanadil
Kata majemuk yang morfem pertamanya merupakan pangkal kata. seperti: rumah sakit. kapal udara. meja belajar
Kata majemuk’yang morfem keduanya merupakan pangkal kata. seperti: maha-siswa, bumiputra. purbakala
Kata majemuk yang morfem pertamanya mempunyai hubungan sederajat dengan morfem keduanya. seperti naik turun. besar kecil. pulang pergi, sanak saudar
·Contoh-contoh Kata Majemuk
1. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat tunggal dan tiap-tiap unsur-unsurnya mempunyai kedudukan setara.
Contoh:
a. Saya akan datang ke rumahmu sekarang atau nanti malam.
b. Dia sangat baik hati dan suka menolong.
2. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat memperlihatkan berbagai jenis hubungan semantis antara klausa yang membentuknya.
Contoh:
Saya mengerjakan pekerjaan itu sampai larut malam agar besok pagi dapat mengumpulkannya.
3. Kalimat majemuk campuran
Kalimat yang hubungan antara pola-pola kalimat itu ada yang sederajat dan ada yang bertingkat.
Contoh:
Setelah saya bangun tidur, saya mandi, berganti pakaian, sarapan, lalu berangkat ke sekolah.
·Ciri-ciri Kata Majemuk
Ciri kata majemuk antara lain sebagai berikut:
a. Gabungan itu membentuk satu arti yang baru.
b. Gabungan itu dalam hubungannya ke luar membentuk satu pusat, yang menarik keteranganatas kesatuan itu, bukan atas bagian-bagiannya.
c. Biasanya terdiri dari kata-kata dasar.
d. Frekuensi pemakaiannya tinggi.
e. Terutama kata-kata majemuk yang bersifat endosentris, terbentuk menurut hokum DM (Diterangkan mendahului Menerangkan).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi : kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk.masing-masing jenis memiliki fungsi dan pemahaman yang berbeda-beda.
0 comments:
Post a Comment